Sunday, August 25, 2013

Kemerdekaan (Kadang) adalah Hak Segala Bangsa

Apa yang kalian pahami tentang hak kemerdekaan kalian ?

Saya bukan bicara atas dasar republik ini baru saja merayakan rutinitas kemerdekaan yang ke 68 kalinya. Bukan karena sejauh saya mencari jalan pulang, yang saya temukan pemblokiran jalan demi acara yang kita namai pesta rakyat, yang justru untuk merayakan kemerdekaan kita sebenarnya tapi ironisnya mengganggu hak kemerdekaan kita sebagai pengguna jalan. Bukan juga karena jauh hari sebelum postingan ini terbit, Pak RT saya datang dengan map sumbangannya dan menawarkan saya untuk menyumbang seikhlasnya. Beneran, seikhlasnya yang tendensius.

Bukan, bukan sepenuhnya karena itu.

Wednesday, May 29, 2013

Dilematisme dan Romantisme Wakatobi

The path to paradise begins in hell. Dante Alighieri

Bagi yang nggak percaya ungkapan di atas, pasti kalian belum pernah traveling ke Indonesia bagian tengah atau timur. Atau kalian adalah turis premium dengan super budget yang maksimal. Karena bagi saya mungkin hanya sebatas Bali atau kalau mau sedikit toleransif ya Lombok, daerah Indonesia tengah yang masih manusiawi. Bahkan lebih ke timur maka lebih nggak manusiawi lagi.

Apanya yang nggak manusiawi ?

Bukan dalam konteks manusianya, tapi transportasinya. Dan yang saya maksud dengan transportasi di sini bukan cuma fasilitasnya, tapi juga rupiahnya.

Bukan rahasia lagi kalau jaman sekarang traveling ke luar negeri menjadi lebih sederhana secara akomodasi dan nominal daripada traveling di negeri sendiri. Ironis ? Enggak juga. Karena memang secara jarak, waktu, perhitungan cost and benefit maskapai, lebih cenderung memihak destinasi semacam Singapura, Malaysia, dan Thailand daripada destinasi lokal seperti .... ah susah menyebutkan satu per satu, terlalu luar biasa banyak :)

Tuesday, May 21, 2013

Pulau Weh, The Wow In The West


Berdasarkan buku geografi jaman SMP dulu, dan doktrin dari lagu “Dari Sabang Sampai Merauke”, saya dan mungkin mayoritas penduduk NKRI berkeyakinan bahwa pulau terluar NKRI paling barat adalah Pulau Weh, dengan ibukotanya di Sabang.

Tapi ternyata itu salah, doktrin itu salah, ternyata ini pembohongan publik, bentuk konspirasi Negara untuk mengelabui rakyatnya sendiri. #emh

Secara geografis, Pulau Weh hanya mempunyai koordinat 95.25 BT, di posisi dua ada pulau Breueh yang kalau di peta terletak di serong bawah Pulau Weh dengan koordinat 95 BT. Dan pulau terluar paling barat Negara ini ternyata adalah Pulau Benggala, jauh dengan koordinat 94.5821 BT dan langsung berbatasan dengan India.

Ada yang tertarik ke Pulau Benggala ? Jadi orang pertama yang membangun tugu 0 km yang baru ? Silakan, tapi di sana yang ada cuma batu-batu yang dikelilingi lautan, dengan sedikit hutan hujan di tengahnya, dan nggak ada penduduk sama sekali. Castaway banget sob !

Tuesday, April 23, 2013

(Not Just) a Travel Buddy

Travelmate (bukan salah satu seri notebook Acer) atau Travel Buddies adalah salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kepuasan travelling anda, jika dan hanya jika anda tidak melakukan solo travelling. Solo travelling pun sebenarnya nggak menutup kemungkinan untuk mendapatkan travel buddies di tengah perjalanan, bahkan tantangan yang lebih besar kalau mencari/menemukan buddies yang benar-benar asing, masalahnya kita belum tahu karakter manusia asing itu.

Travel buddies bisa berarti berkah dan juga sebaliknya, musibah. Travel buddies bisa merubah perjalanan anda yang seharusnya menyenangkan menjadi berantakan atau mungkin akan jadi jauh lebih menyenangkan.

Kalau karakter kita cocok, perilaku dan habit nya bisa kita terima, asik diajak ngapa-ngapain, easy going, dan nggak pelit maka saran saya langsung minta contact nya buat diajakin lagi nge-trip kapan-kapan. Tapi kalau ternyata sebaliknya, ya mending kita balik badan, ambil carrier, ucapkan salam perpisahan dan pulang ke rumah, anggap aja nggak pernah nemu travel buddies seperti itu.

Friday, April 12, 2013

Ciremai 3078 mdpl [chapter 2]


Ciremai (lagi).

Sebenernya saya lebih suka untuk meng-eksplor tempat tujuan baru daripada mengulang destinasi sama yang pernah saya tuju. Tapi ternyata Ciremai membuat saya melakukan pengecualian untuk itu. Berawal dari ajakan 2 teman kantor yang saya anggap sebagai tantangan yang wajib dijawab, dan kegagalan untuk ngesot ke Gunung Salak karena waktu itu pasca terjadinya tragedi Sukhoi yang membuat hampir semua jalur Gunung Salak ditutup sementara, maka kesepakatan bulat untuk ngesot lagi ke Ciremai ditetapkan.

Bulan Mei 2012, dengan rombongan sebanyak 3 orang, sepakat untuk menuju Kuningan pas tengah malam. Salah satu hal yang saya jadikan syarat kalau mau ajak saya (karena mereka belum pernah ke Ciremai sebelumnya), adalah saya nggak mau kalau lewat jalur Apuy lagi, saya pengen nyobain 2 jalur lainnya yang lebih ekstrim #sikap.